Cerita Rakyat: Legenda Pulo Kemaro

Awal Mula

Pada zaman dahulu kala, di tepi Sungai Musi, hiduplah seorang putri cantik bernama Siti Fatimah. Siti Fatimah adalah putri dari Raja Palembang yang terkenal bijaksana dan adil. Kecantikan dan kelembutan hati Siti Fatimah membuatnya dikenal luas hingga ke negeri-negeri seberang.

Pertemuan dengan Tan Bun An

Suatu hari, datanglah seorang pedagang muda dari Tiongkok bernama Tan Bun An. Ia datang ke Palembang untuk berdagang dan memperluas bisnis keluarganya. Ketika Tan Bun An melihat Siti Fatimah, ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tanpa ragu, ia mengutarakan niatnya untuk menikahi Siti Fatimah kepada Raja Palembang.

Persyaratan dari Raja

Raja Palembang tidak serta-merta memberikan izin. Ia mengajukan syarat kepada Tan Bun An, yaitu memberikan hadiah berupa sembilan guci emas. Tan Bun An pun menyetujui syarat tersebut dan segera kembali ke Tiongkok untuk memenuhi permintaan sang raja.

Kembali ke Palembang

Setelah beberapa waktu, Tan Bun An kembali ke Palembang membawa sembilan guci besar. Namun, untuk menghindari pencurian di tengah perjalanan, ayah Tan Bun An menyembunyikan emas-emas tersebut di bawah tumpukan sawi asin dalam guci-guci itu.

Sesampainya di Palembang, Tan Bun An langsung mempersembahkan guci-guci tersebut kepada Raja. Namun, betapa terkejutnya Tan Bun An ketika Raja menemukan bahwa guci-guci itu hanya berisi sawi asin. Tan Bun An merasa dipermalukan dan marah. Tanpa pikir panjang, ia membanting guci-guci tersebut ke Sungai Musi.

Penemuan Emas

Ketika guci-guci tersebut pecah di air, terlihatlah emas yang tersembunyi di dalamnya. Tan Bun An merasa sangat menyesal dan segera terjun ke sungai untuk menyelamatkan emas-emas itu. Melihat kekasihnya terjun ke sungai, Siti Fatimah pun ikut menyusul. Namun, keduanya tidak pernah muncul kembali ke permukaan.

Pulau Kemaro

Di tempat Tan Bun An dan Siti Fatimah tenggelam, muncul sebuah pulau kecil yang kemudian dikenal sebagai Pulau Kemaro. Hingga kini, Pulau Kemaro menjadi salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi di Palembang, terutama oleh mereka yang ingin mengenang kisah cinta tragis antara Tan Bun An dan Siti Fatimah.

Penutup

Legenda Pulau Kemaro tidak hanya menjadi cerita rakyat yang menghibur, tetapi juga menjadi simbol cinta yang abadi dan pengingat akan pentingnya kejujuran serta kebijaksanaan dalam menghadapi segala tantangan hidup.