Di sebuah desa yang damai, hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Sarni. Mbok Sarni tinggal sendirian di sebuah rumah kecil dan setiap hari bekerja keras di ladang. Meskipun hidupnya sederhana, Mbok Sarni merasa kesepian karena tidak memiliki anak. Setiap malam, ia berdoa kepada Tuhan agar diberi seorang anak untuk menemani hidupnya yang sepi.
Pertemuan dengan Raksasa
Suatu malam, saat sedang berdoa, tiba-tiba terdengar suara menggelegar dari luar rumah. Ketika Mbok Sarni keluar, ia melihat seorang raksasa besar berdiri di depan rumahnya. Raksasa itu berkata, “Mbok Sarni, aku mendengar doamu. Aku bisa memberimu seorang anak, tetapi dengan satu syarat. Saat anak itu berusia tujuh tahun, kau harus menyerahkannya padaku.
Meskipun takut, keinginan Mbok Sarni untuk memiliki anak begitu kuat sehingga ia setuju dengan syarat raksasa tersebut. Raksasa itu kemudian memberi Mbok Sarni beberapa biji mentimun dan berkata, “Tanamlah biji-biji ini, dan kau akan mendapatkan seorang anak.”
Kelahiran Timun Emas
Keesokan harinya, Mbok Sarni menanam biji-biji mentimun tersebut di ladangnya. Beberapa hari kemudian, tanaman mentimun tumbuh dengan cepat dan menghasilkan buah yang sangat besar dan berkilauan seperti emas. Dengan hati-hati, Mbok Sarni memetik salah satu mentimun terbesar dan membawanya pulang.
Betapa terkejutnya Mbok Sarni ketika ia membuka mentimun itu dan menemukan seorang bayi perempuan yang cantik di dalamnya. Ia sangat bahagia dan menamai bayi itu Timun Emas. Timun Emas tumbuh menjadi anak yang baik, rajin, dan sangat disayangi oleh Mbok Sarni dan semua penduduk desa.
Persiapan Melawan Raksasa
Tahun demi tahun berlalu, dan akhirnya Timun Emas berusia tujuh tahun. Mbok Sarni merasa sangat sedih karena harus memenuhi janjinya kepada raksasa. Ia tidak ingin kehilangan Timun Emas, tetapi ia juga takut akan kemarahan raksasa jika tidak menepati janji. Dengan hati yang berat, Mbok Sarni menceritakan kepada Timun Emas tentang asal-usulnya dan janji yang telah dibuatnya kepada raksasa.
Timun Emas, yang tidak ingin membuat ibunya sedih, bertekad untuk melawan raksasa tersebut. Seorang pertapa bijak di desa mendengar cerita mereka dan merasa kasihan. Ia memberikan empat benda ajaib kepada Timun Emas untuk melawan raksasa: biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. Pertapa itu berkata, “Jika raksasa mengejarmu, gunakan benda-benda ini untuk menyelamatkan dirimu.”
Pertarungan dengan Raksasa
Pada hari yang telah ditentukan, raksasa datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sarni dan Timun Emas sudah bersiap-siap. Ketika raksasa datang, Timun Emas berlari secepat mungkin menjauh dari rumah. Raksasa marah dan mengejarnya. Dalam pelariannya, Timun Emas ingat kata-kata pertapa bijak dan mulai menggunakan benda-benda ajaib yang diberikan kepadanya.
Pertama, ia menaburkan biji mentimun di tanah. Seketika, tanaman mentimun tumbuh dengan cepat, menjalar dan menghalangi jalan raksasa. Namun, raksasa dengan mudah melewati tanaman tersebut dan terus mengejar Timun Emas.
Selanjutnya, Timun Emas menaburkan jarum. Jarum-jarum itu berubah menjadi pohon-pohon bambu yang tinggi dan runcing, menghalangi jalan raksasa. Raksasa kesulitan melewati hutan bambu tersebut, tetapi akhirnya berhasil menebang pohon-pohon bambu itu dan melanjutkan pengejaran.
Timun Emas kemudian menaburkan garam. Garam tersebut berubah menjadi lautan luas yang dalam. Raksasa tidak bisa berenang dan hampir tenggelam. Namun, dengan susah payah, raksasa berhasil menyeberangi lautan garam itu dan terus mengejar Timun Emas.
Terakhir, Timun Emas menaburkan terasi. Terasi itu berubah menjadi lumpur mendidih yang sangat panas. Raksasa yang kelelahan akhirnya jatuh ke dalam lumpur mendidih dan tidak bisa keluar lagi. Dengan jeritan mengerikan, raksasa tersebut akhirnya tenggelam dan hilang dalam lumpur panas itu.
Kembali ke Desa
Setelah berhasil mengalahkan raksasa, Timun Emas kembali ke desa dengan selamat. Mbok Sarni sangat bahagia melihat anaknya kembali dengan selamat. Penduduk desa juga merayakan keberhasilan Timun Emas yang telah mengalahkan raksasa dan menyelamatkan desa mereka.
Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia bersama-sama, tanpa ketakutan akan raksasa yang pernah mengancam mereka. Timun Emas tumbuh menjadi wanita yang bijaksana dan penuh kasih, selalu siap membantu orang lain yang membutuhkan.
Penutup
Legenda Timun Emas adalah cerita yang penuh dengan pesan moral dan makna mendalam. Kisah ini mengajarkan kita tentang keberanian, ketekunan, dan kecerdikan dalam menghadapi rintangan hidup. Meskipun menghadapi bahaya yang besar, Timun Emas tidak menyerah dan menggunakan akal serta benda-benda ajaib untuk melawan raksasa. Cerita ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menepati janji dan membantu sesama.